Setelah berbulan-bulan merencanakan dan lebih dari satu tahun untuk memimpikannya, akhirnya saya menerima sebuah bus dari Arequipa untuk menuju Cusco untuk mendaki jalan Inca menuju Machu Picchu. Teman saya Milana dari los angeles, yang saya gunakan untuk mendaki dan mtn. Bersepeda dengan, dan Karen, teman lamanya, telah bertemu denganku di Cusco. Kami seharusnya berada di sana beberapa hari lebih awal agar bisa menyesuaikan diri tapi penerbangan Milana dari Lima dibatalkan sehingga dia tiba sekitar tengah hari lebih awal dari tur kami dimulai. Saya sudah bertemu Karen sehari sebelumnya dan kami bisa mengerti setiap perbedaan sedikit saat kami melakukan beberapa tamasya dan mendaki kolektif dekat Cusco.
Ketika Milana tiba, kami pergi makan di restoran di luar alun-alun dan dia harus mengkonsumsi ceviche, ikan mentah itu diasinkan dengan air jeruk nipis. Entah ceviche atau kurangnya waktu untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian 11.000 kaki di Cusco, atau keduanya, membawanya ke keadaan yang tidak baik. Dia terbangun pagi berikutnya untuk memulai perjalanan empat hari kami. Kami telah mendaftar untuk tur keliling, mengharapkan hingga 12 pria dan wanita, jadi kami sangat senang saat bus mini menjemput kami di pagi hari untuk mencari dua individu yang paling sederhana di tur ini! Hanya tentang tur pribadi untuk tingkat kru. Gagal terlihat seperti kru kecil sampai-sampai kami mengirim seorang juru masak dan delapan kuli ke penasihat kami, Carlos, yang menghasilkan 15 orang. Namun, sebagian besar waktu yang kita jalani biasanya hanya enam dari kita, para kuli telah mengemasi kamp di belakang kita atau bergegas ke depan untuk bisa berkemampuan untuk kita. Pengangkut itu menyenangkan tapi secara pribadi minum teh pagi di tenda kami setelah mereka membangunkan kami, tenda makan untuk ketiga makanan itu (meski ternyata cukup tepat pada saat makan malam karena kedinginan) dan menu mewahnya, dan sebagainya. di. Dulu ada yang kuberikan dengan harga lebih murah. Mereka pasti tidak berlangganan inspirasi mendaki gunung ultra ringan dengan kompor besi palsu dan tangki gas LP 20 lb!
Beberapa hal yang membuat saya takjub pada hari asyik adalah mengintip pria dan wanita yang benar-benar berada di samping jalan setapak, dan menggunakan sepeda bolak-balik. Pada pagi hari 2 ada wanita dan anak muda dengan burros menaiki jalan setapak untuk memasang stan untuk menyajikan sarapan, menjual permen, makanan ringan, air kemasan dan bahkan Gatorade! Dengan menggunakan sore hari, itu semua ada di belakang kita saat kita menuju wanita tak bernyawa di usia tiga belas, 770 kaki, faktor terbaik mutlak di jalan setapak. Pemandangan itu berubah dari daerah berhutan lebat yang lebat di pagi hari hingga vegetasi dan bebatuan yang jarang lewat jalannya, bersama dengan pendingin yang jauh lebih dingin. Setelah kami berhenti di awal petang di perkemahan kami untuk malam ini, saya tidak bisa begitu saja duduk dan menonton untuk makan malam, saya terus maju mengikuti perjalanan berikut, menjelajahi jalan setapak di samping jalan terbaik. Awan stabil melewati puncak menghancurkan harapan saya untuk matahari terbenam yang mengagumkan namun sekaligus merupakan waktu yang memuaskan pula.
Pada hari ketiga kami membeli ke hutan tinggi, sejumlah besar langkah ekstra, dan benar-benar menjadi salah satu reruntuhan paling kuno. Selain itu jenis anggrek dan tanaman lainnya yang tampaknya tidak pernah berakhir. Satu hal yang tidak kami lihat adalah pernah ada binatang buas, hanya beberapa burung saja. Itu juga terlihat seperti semakin jauh kami pergi, para wisatawan ekstra telah berkunjung. Hari utama kami jarang melihat orang lain, jadi saya tidak yakin dari mana mereka berasal. Pada malam itu kami kembali berada di peradaban, dengan pilihan kafe, shower air panas dan bir dingin, yang selama ini banyak disimak.
Pagi terakhir kami bangun pagi untuk menjadi yang utama di jalan setapak, dengan harapan bisa mendapatkan foto Machu Picchu lebih awal daripada ada orang di sana. Mereka hampir membuka pos pemeriksaan beberapa menit lebih awal dan kami telah memulai dalam kegelapan, pada beberapa jam terakhir jalan setapak, tiba di Machu Picchu tepat setelah matahari terbit. Bagi saya, salah satu sorotan penting dari pesawat ulang-alik itu biasanya memanjat Huayna Picchu, ketinggian yang tinggi di balik reruntuhan di keseluruhan potret Machu Picchu yang biasa. Dulu ada jalur yang khas, curam dan kasar, sama tingginya, tempat pandangannya sudah sesuai! Saya melihat jalur yang kurang digunakan terjadi di bagian belakang dan mengikuti sebuah metode namun pada akhirnya perlu berputar untuk memenuhi yang lain dan menangkap bus ke Aquas Calientes. Handiest setelah saya membeli kembali ke pos pemeriksaan di awal jalan, saya menemukan bahwa itu adalah jalur satu lingkaran dan saya dapat bertahan di seberang gunung. Tidak pernah ada waktu untuk berendam di mata air yang mendesis, saat kami membeli Aquas Calientes sedikit terlambat dan kemudian mengetahui bahwa kami harus pergi lebih awal untuk berjalan ke instruksi yang mungkin membawa kami kembali ke Cusco, karena tanah longsor itu Telah menutupi jejak di ambang kota. Kejutan terakhir adalah malam itu ketika mendidik berhenti beberapa jam lebih awal dari Cusco dan kondektur tersebut menyatakan bahwa dulu merupakan tip perjalanan. Kita tentu saja tidak menemukan mengapa namun akhirnya harus mengambil taksi sisa metode ke Cusco, dengan senang hati tiba dan tidak menggunakan masalah.
Bepergian dulu luar biasa, Machu Picchu dulu tidak bisa dipercaya dan apa pun yang tidak bisa dilakukan oleh potret. Dengan tidak berarti jauh lebih sedikit, saya memang memotret sekitar 400 foto, mencoba merebut kembali pandangannya untuk diingat kembali nanti. Saya melihat ke depan untuk kembali ke disiplin untuk mendaki dari Cusco ke Choquequirao, yang biasanya disebut sebagai kota kembar bagi Machu Picchu, dan kemudian ke Machu Picchu. Kenaikan ini jauh lebih tidak kuno dan memungkinkan untuk dijelajahi sendiri.
Vic Hanson adalah bapak pendiri wisata petualangan Cotahuasi, yang menawarkan tur petualangan prasejarah dan petualangan di Cotahuasi Canyon dan berbagai wilayah di Peru.
Ketika Milana tiba, kami pergi makan di restoran di luar alun-alun dan dia harus mengkonsumsi ceviche, ikan mentah itu diasinkan dengan air jeruk nipis. Entah ceviche atau kurangnya waktu untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian 11.000 kaki di Cusco, atau keduanya, membawanya ke keadaan yang tidak baik. Dia terbangun pagi berikutnya untuk memulai perjalanan empat hari kami. Kami telah mendaftar untuk tur keliling, mengharapkan hingga 12 pria dan wanita, jadi kami sangat senang saat bus mini menjemput kami di pagi hari untuk mencari dua individu yang paling sederhana di tur ini! Hanya tentang tur pribadi untuk tingkat kru. Gagal terlihat seperti kru kecil sampai-sampai kami mengirim seorang juru masak dan delapan kuli ke penasihat kami, Carlos, yang menghasilkan 15 orang. Namun, sebagian besar waktu yang kita jalani biasanya hanya enam dari kita, para kuli telah mengemasi kamp di belakang kita atau bergegas ke depan untuk bisa berkemampuan untuk kita. Pengangkut itu menyenangkan tapi secara pribadi minum teh pagi di tenda kami setelah mereka membangunkan kami, tenda makan untuk ketiga makanan itu (meski ternyata cukup tepat pada saat makan malam karena kedinginan) dan menu mewahnya, dan sebagainya. di. Dulu ada yang kuberikan dengan harga lebih murah. Mereka pasti tidak berlangganan inspirasi mendaki gunung ultra ringan dengan kompor besi palsu dan tangki gas LP 20 lb!
Beberapa hal yang membuat saya takjub pada hari asyik adalah mengintip pria dan wanita yang benar-benar berada di samping jalan setapak, dan menggunakan sepeda bolak-balik. Pada pagi hari 2 ada wanita dan anak muda dengan burros menaiki jalan setapak untuk memasang stan untuk menyajikan sarapan, menjual permen, makanan ringan, air kemasan dan bahkan Gatorade! Dengan menggunakan sore hari, itu semua ada di belakang kita saat kita menuju wanita tak bernyawa di usia tiga belas, 770 kaki, faktor terbaik mutlak di jalan setapak. Pemandangan itu berubah dari daerah berhutan lebat yang lebat di pagi hari hingga vegetasi dan bebatuan yang jarang lewat jalannya, bersama dengan pendingin yang jauh lebih dingin. Setelah kami berhenti di awal petang di perkemahan kami untuk malam ini, saya tidak bisa begitu saja duduk dan menonton untuk makan malam, saya terus maju mengikuti perjalanan berikut, menjelajahi jalan setapak di samping jalan terbaik. Awan stabil melewati puncak menghancurkan harapan saya untuk matahari terbenam yang mengagumkan namun sekaligus merupakan waktu yang memuaskan pula.
Pada hari ketiga kami membeli ke hutan tinggi, sejumlah besar langkah ekstra, dan benar-benar menjadi salah satu reruntuhan paling kuno. Selain itu jenis anggrek dan tanaman lainnya yang tampaknya tidak pernah berakhir. Satu hal yang tidak kami lihat adalah pernah ada binatang buas, hanya beberapa burung saja. Itu juga terlihat seperti semakin jauh kami pergi, para wisatawan ekstra telah berkunjung. Hari utama kami jarang melihat orang lain, jadi saya tidak yakin dari mana mereka berasal. Pada malam itu kami kembali berada di peradaban, dengan pilihan kafe, shower air panas dan bir dingin, yang selama ini banyak disimak.
Pagi terakhir kami bangun pagi untuk menjadi yang utama di jalan setapak, dengan harapan bisa mendapatkan foto Machu Picchu lebih awal daripada ada orang di sana. Mereka hampir membuka pos pemeriksaan beberapa menit lebih awal dan kami telah memulai dalam kegelapan, pada beberapa jam terakhir jalan setapak, tiba di Machu Picchu tepat setelah matahari terbit. Bagi saya, salah satu sorotan penting dari pesawat ulang-alik itu biasanya memanjat Huayna Picchu, ketinggian yang tinggi di balik reruntuhan di keseluruhan potret Machu Picchu yang biasa. Dulu ada jalur yang khas, curam dan kasar, sama tingginya, tempat pandangannya sudah sesuai! Saya melihat jalur yang kurang digunakan terjadi di bagian belakang dan mengikuti sebuah metode namun pada akhirnya perlu berputar untuk memenuhi yang lain dan menangkap bus ke Aquas Calientes. Handiest setelah saya membeli kembali ke pos pemeriksaan di awal jalan, saya menemukan bahwa itu adalah jalur satu lingkaran dan saya dapat bertahan di seberang gunung. Tidak pernah ada waktu untuk berendam di mata air yang mendesis, saat kami membeli Aquas Calientes sedikit terlambat dan kemudian mengetahui bahwa kami harus pergi lebih awal untuk berjalan ke instruksi yang mungkin membawa kami kembali ke Cusco, karena tanah longsor itu Telah menutupi jejak di ambang kota. Kejutan terakhir adalah malam itu ketika mendidik berhenti beberapa jam lebih awal dari Cusco dan kondektur tersebut menyatakan bahwa dulu merupakan tip perjalanan. Kita tentu saja tidak menemukan mengapa namun akhirnya harus mengambil taksi sisa metode ke Cusco, dengan senang hati tiba dan tidak menggunakan masalah.
Bepergian dulu luar biasa, Machu Picchu dulu tidak bisa dipercaya dan apa pun yang tidak bisa dilakukan oleh potret. Dengan tidak berarti jauh lebih sedikit, saya memang memotret sekitar 400 foto, mencoba merebut kembali pandangannya untuk diingat kembali nanti. Saya melihat ke depan untuk kembali ke disiplin untuk mendaki dari Cusco ke Choquequirao, yang biasanya disebut sebagai kota kembar bagi Machu Picchu, dan kemudian ke Machu Picchu. Kenaikan ini jauh lebih tidak kuno dan memungkinkan untuk dijelajahi sendiri.
Vic Hanson adalah bapak pendiri wisata petualangan Cotahuasi, yang menawarkan tur petualangan prasejarah dan petualangan di Cotahuasi Canyon dan berbagai wilayah di Peru.
Comments
Post a Comment